Untukmu yang sedang berjuang
UNTUKMU YANG SEDANG BERJUANG
MOTIVATION LETTER
TUGAS RAJA BRAWIJAYA 2020
Halo yang disana, apa kabar? Semoga kabar baik selalu menyertai ya. Kenalin, namaku Nisrina Adnin Naqiyya, kalian bisa manggil aku apa aja. Oh ya, aku mau cerita nih tentang pengalamanku. Take a sit and sip a tea, let the story begin.
Sebenarnya
cerita ini berawal ketika SMA, aku bersekolah di salah satu sekolah unggulan di kotaku, MAN 2 Kota Bogor. Kehidupan SMA ku menyenangkan, berorganisasi,
nge-gosip bareng temen, cabut kelas ke Mcdonald, dan hal – hal yang biasanya
remaja lain lakukan. Namun, bukan itu poinnya. Sedari SD, teman – temanku
selalu memberiku label “anak pintar” Ya mungkin karena aku cepat memahami
pelajaran dan selalu mendapat ranking.
Semenjak
awal masuk SMA, aku sudah menentukan jurusan apa yang ingin kuambil nanti. Salah satu harapanku adalah masuk kuota pemeringkatan
sekolah untuk SNMPTN. Singkat cerita, semuanya berjalan mulus di awal semester,
saat itu aku masih berada di peringkat 2 di kelas. Aku pun masih aktif
berorganisasi dan mengikuti 2 ekskul, namn di semester berikutnya, peringkatku
turun. Aku merasa bodoh saat itu, belajarku kurang tapi aku masih banyak malas –
malasan. Yap, dan hanya sekedar dipikirkan tanpa adanya aksi.
Sampai pada saat kelas 12, ketika disibukkan dengan LPJ
untuk OSIS dan MPK, tapi aku juga harus sadar dengan beban tanggung jawabku di
kelas 12. PTN, PTN, dan PTN hanya itu yang kupikirkan semenjak kelas 12. Pada bulan
September aku resmi menjadi demisioner dari MPK, waktu yang sekarang luang ini
ingin aku manfaatkan sebagai ajang untuk menjadi ambisius mengejar perguruan
tinggi. Tak terasa, sedikit lagi pengumuman pemeringkatan untuk SNMPTN, jujur
saja aku sangat overthinking kala itu, tapi teman – temanku selalu
meyakinkanku, pasti nisrina masuk
peringkat, pasti lu lolos peringkat snm, lo masuk pasti, lo kan pinter. Hari
yang dinanti tiba, rasanya senang bukan main saat itu. Aku masuk ke dalam
peringkat sepuluh besar untuk SNMPTN.
Banyak dari teman dekatku yang juga masuk kuota snm,
semenjak itu kami jadi lebih sering melakukan ibadah sunnah, hihi. Tak lupa kami
juga sering mengikuti try out yang diadakan berbagai platform, kami mengikuti
mulai dari try out di IPB hingga UI. Kami juga membentuk kelompok belajar untuk
jaga – jaga mempersiapkan SBMPTN, walaupun lebih banyak bercanda daripada
belajar sih, hehe.
4 Mei 2020, tanggal dimana masa depanku dipertaruhkan. Hari
itu aku banyak sekali berdoa pada Allah SWT, bahkan hingga menangis. Aku benar –
benar takut jika tidak lolos. Saat waktunya tiba, aku membuka laman pengumuman
SNMPTN lewat ponsel. Mulutku komat kamit membaca doa, tanganku keringat dingin,
dan perutku melilit ingin buang air besar. Dengan satu ketukan tulisan itu
muncul, maaf anda belum dinyatakan lolos.
Silahkan berjuang di SBMPTN 2020. Aku terdiam, hanya bunyi degupan
jantungku yang mulai lemah terdengar. Satu hal yang aku takutkan adalah
memberitahu kedua orangtuaku, aku takut mereka kecewa. Aku menghampiri ibuku di
dapur, memberitahu bahwa aku tidak lolos. Lalu ibuku mengusap bahuku dan
berkata tidak apa.
Aku
kembali ke kamar dan menangis, tapi tekadku sudah bulat saat itu. Detik ini juga
aku harus belajar keras untuk SBMPTN. Aku baru menyadari kesalahanku ketika
mendapatkan kata “maaf” itu. Aku selalu meremehkan suatu hal, aku selalu
berpikir aku bisa mendapat apapun dengan mudah, seperti peringkat, nilai, masuk
sekolah unggulan, dan lainnya. Hal lain yang membuatku malu adalah label “anak
pintar”, si “anak pintar” itu tidak lolos SNMPTN. Namun hari itu aku sadar,
semua hasil yang baik pasti selalu lahir dari usaha keras. Aku selalu terlena
oleh waktu dan rasa malas. Mulai saat itu, aku memiliki tekad kuat untuk sebuah
mimpi.
Bulan
– bulan awal saat mulai belajar aku masih kesulitan untuk melawan rasa malas
juga kantuk. Berganti hari berganti bulan, aku mulai sadar jika aku tidak
berubah aku akan tetap diam di tempat. Ribuan orang berlomba untuk menggapai
mimpinya, sama seperti diriku. Aku belajar keras terutama hitung – hitungan. Pada
pagi hari aku mengerjakan satu soal try out per materi, kemudian menjelang
siang aku menonton pembahasan di salah satu bimbel online. Siang hari aku
mempelajari materi baru hingga azan asar berkumandang. Sehabis maghrib hingga
isya aku mengerjakan satu paket soal try out campuran. Seperti itu keseharianku
hingga menjelang hari tempur.
Hal
lain yang baru kusadari lagi adalah, aku terlalu sombong. Entah itu terhadap tuhan, diri sendiri, maupun orang lain. Aku selalu
menuntut kepada Allah ketika berdoa, aku selalu berpikir aku mudah sekali untuk mendapat sesuatu, dan aku selalu berkata aku telah berusaha
keras, nyatanya tidak. Aku pun mengubah pemikiranku dan membuat hatiku serendah
diri mungkin di hadapan Yang Maha Kuasa, hanya Dia lah yang dapat menentukan
apa yang terbaik bagiku. Selain belajar dan beribadah, ak juga melakukan
berbagai amalan kecil yang kurasa dapat menghapus dosa. Dosa bisa jadi
penghalang rejeki, kan ?
8 Juli 2020, hari tempurku. Pagi – pagi sekali aku
berangkat menjur tempat ujian diantar ayahku. Sepanjang jalan aku terus
bersholawat untuk menghilangkan rasa gugup. Aku tidak mau gagal lagi kali ini. Memasuki
ruangan ujian, di subtest pertama fokusku buyar, aku merasa soal seperti susah
sekali. Di subtest pbm dan bahasa inggris aku merasa dipermudah oleh Allah,
tapi tidak untuk kuantitatif, mau mati rasanya, aku hanya dapat menjawab kurang
lebih 4 atau 5 soal. Aku pulang dengan perasaan yang terasa kosong, mulai
sekarang aku hanya perlu menambah kencang ibadahku.
Bulan pun berganti, banyak orang yang menanti hasil
pengumuman sbmku. Aku hanya bilang pada mereka untuk mendoakanku. Aku ingat,
pengumumannya tepat jam 3 sore, aku memutuskan untuk membukanya setelah sholat
asar. Badanku rasanya menggigil, aku kembali menangis sembari mengucap doaku
pada Allah SWT. Kali ini aku tidak menuntut apapun, aku hanya meminta diberi
keteguhan hati ntuk menerima takdir yang diberikan-Nya. Usai sholat, kubuka
laman pengumuman lalu mengetik no.pendaftaran dengan tangan gemetar, dan klik. Masyaallah,
Allah tidak pernah tidur. Di sepertiga malam ketiga hamba-Nya bangun untuk
meminta kepada-Nya, ia selalu hadir. Dua kata yang tidak kupikirkan sebelumnya,”Selamat
dan lolos”. Di sinilah aku, di universitas impian dan jurusan yang
kuminati.
Allah
selalu mengabulkan doa hamba-Nya disaat yang tepat. Aku pernah membaca, ketika
seorang pengamen bernyanyi tapi suaranya jelek, maka kita akan langsung
memberinya uang untuk pergi kan? Tapi ketika seorang pengamen datang dengan
suara merdu, maka kita akan menunggu lagu habis untuk memberi upah yang
sepadan. Begitupun dengan berdoa, jangan bosan ntuk berdoa. Bersabarlah, kita
tidak tahu diwaktu kapan dan dimana doa kita kan dikabulkan. Tuhan adalah satu - satunya tempat untuk berharap dan meminta. And for the last, the magic word, usaha tidak pernah mengkhianati hasil.
Akhir
kata, selamat berjuang untuk kehidupan teman – teman ❤😁!
Komentar
Posting Komentar